Kisah Jujur

15.42

Gadis Jujur
Kisah Jujur. Seorang gadis sedang memerah susu kambing bersama ibunya. Susu itu akan dijualnya di pasar. Dari menjual susu kambing itulah penghasilan si gadis dan ibunya. “Hasil susu kita makin ke sini makin sedikit saja,” kata sang ibu. “Tidak cukup untuk keperluan kita.” “Kambing-kambing ini sudah kurang makan karena rumput-rumput kering pada musim panas, karena itu air susunya sedikit,” kata gadis itu.
“Kita campur saja susu ini dengan air, supaya bertambah banyak. Dengan begitu, penghasilan kita akan bertambah.”
“Tidak, Ummi. Khalifah Umar melarang kita berdagang secara tidak jujur.”
“Ah, biar saja. Khalifah Umar tidak akan tahu kita tidak jujur.”
“Tetapi Allah Maha Tahu. Kita boleh tidak takut kepada Khalifah Umar, tetapi hendaknya kita takut kepada Allah yang mengetahui kecurangan kita.” Pembicaraan itu didengar oleh seorang laki-laki berjubah using yang kebetulan lewat didekat tempat itu. Laki-Laki itu sebenarnya adalah Khalifah Umar bin Khathab. Khalifar Umar gemar menyamar dan berjalan-jalan untuk melihat keadaan rakyatnya dari dekat. Hari itu kebetulan ia mendengar percakapan gadis jujur dan ibunya.
Khalifah Umar pulang ke rumahnya. Sekalipun sudah menjadi kepala Negara, khalifah Umar masih tinggal di rumahnya. Dia tidak punya istana yang megah sebagaimana umumnya kepala Negara. Khalifah Umar memanggil seorang anak lelakinya, Ashim bin Umar. Di ceritakannya tentang gadis jujur pemerah susu itu kepada Ashim.
“Nikahilah gadis jujur itu,” kata Khalifah Umar kepada Ashim. “Semoga dari dia akan lahir orang besar yang kelak memingpin bangsa Arab.”
Ashim bin Umar melamar gadis pemerah susu itu. Jadilah si gadis jujur itu menantu Khalifah Umar. Kelak pasangan ini melahirkan seorang perempuan. Anak perempuan itu (cucu khalifah Umar) menikah dengan Abdul Aziz bin Marwan. Anak mereka bernama Umar juga. Lengkapnya Umar bin Abdul Aziz, menjadi khalifah kelima. Dia seorang pemimpin bangsa arab yang terkenal. Seorang khalifah yang sangat dicintai oleh rakyatnya karena memerintah dengan adil dan bijaksana, seperti halnya kakek buyutnya, khalifah Umar bin Khathab. Harapan Umar terhadap gadis pemerah susu yang jujur itu di kabulkan Allah. Dari Dia lahir keturunan yang menjadi pemimpin besar bangsa Arab.
Previous
Next Post »
0 Komentar