Membuka Pintu Rezeki Lewat Pernikahan

19.20
Membuka Pintu Rezeki Lewat Pernikahan
Membuka Pintu Rezeki Lewat Pernikahan
BANYAK manfaat yang didapat dalam pernikahan, di antaranya membuka pintu rezeki. Dawuhe Kanjeng Nabi Muhammad Saw: Carilah rezeki yang berkah dengan pernikahan. Sebaliknya, perzinaan akan menutup rapat pintu rezeki. Orang yang suka zina biar duitnya banyak tapi hatinya pasti melarat. Sebab, ukuran kaya bukan semata materi tapi kaya hati.

Manfaat lainnya yakni sakinah, mawadan dan rahmah. Pernikahan mendatangkan ketenangan karena laki-laki dan perempuan makhluk takamul, saling menyempurnakan satu dengan lainnya. Jangan pernah berpikir dengan pernikahan maka laki-laki memiliki ‘pembantu’ baru dan gratis. Mari kita pahami firman Allah Swt dalam Al Qur’an Surat Al-Lail Ayat 1-3.

وَاللَّيْلِ إِذَا يَغْشَى

وَالنَّهَارِ إِذَا تَجَلَّى

وَمَا خَلَقَ الذَّكَرَ وَالأنْثَى

Demi malam, apabila menutupi (cahaya siang)
Dan siang, apabila terang-benderang
Dan penciptaan laki-laki dan perempuan

Allah Swt mengibaratkan laki-laki dan perempuan bak malam dan siang. Hidup malam tanpa siang tidak mungkin, begitu sebaliknya. Hidup isinya hanya laki-laki juga tidak mungkin, begitu sebaliknya. Maka malam dan siang saling menyempurnakan. Malam untuk istiahat, siang untuk mencari rezeki.

Karena itu, wahai para laki-laki, ingatlah, tidaklah seorang suami yang menghargai istrinya kecuali orang yang baik dan merendahkan kecuali orang yang hina di mata Allah Swt.

Jadi kalau mau tahu barometer seorang suami itu baik atau tidak, jangan tanya teman, atasan atau lainnya, tapi tanyalah pada istrimu. Sabda Rasulullah Saw: Orang yang baik di antara kalian yakni yang terbaik di mata istri dan anaknya.

Tapi zaman sekarang berbeda, kalau bertemu istri dan anaknya malah sering marah. Sebaliknya, kalau bertemu teman atau atasan malah mengumbar senyum. Itu bukan ajaran Rasulullah Saw, karena barometer suami yang baik adalah yang mampu menghargai istrinya. Hargailah istrimu maka kau akan dihargai Allah Swt.

Cukup Empat Langkah

Lalu apa barometer perempuan yang baik? Subhanallah, dibanding laki-laki, perempuan lebih gampang masuk surga, bahkan cukup dengan empat langkah.

إِذَا صَلَّتِ الْمَرْأَةُ خَمْسَهَا وَصَامَتْ شَهْرَهَا وَحَفِظَتْ فَرْجَهَا وَأَطَاعَتْ زَوْجَهَا قِيلَ لَهَا ادْخُلِى الْجَنَّةَ مِنْ أَىِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ شِئْتِ

“Jika seorang wanita menunaikan shalat lima waktu, berpuasa di bulan Ramadhan, menjaga kemaluannya dan menaati suaminya; niscaya akan dikatakan padanya: Masuklah ke dalam surga dari pintu manapun yang kau mau”. (HR Ahmad)

Ya, cukup empat langkah. Shalatnya ditata yang baik, puasanya jangan ditinggal, dijaga aurat/kehormatannya serta taat pada suami, maka masuklah surga bahkan dipersilakan dari pintu mana yang dia suka.

Kendati cukup empat langkah, terkadang para istri suka ‘belok’ kesana kemari. Sudah disuruh jaga kehormatan, tapi kalau memakai jilbab bikin bingung malaikat. Jilbabnya rapat, tapi celananya juga rapat. Malaikat bingung ini dimasukkan ke surga apa neraka. Sudah dicoba masuk surga, kata Malaikat Ridwan: Kalau melihat jilbabnya pantas, tapi celana senam apa ya pantas masuk surga.

Batal masuk surga lalu dimasukkan neraka, tapi kata Malaikat Malik: Rasanya tidak enak masak perempuan berjilbab masuk neraka. Terus bagaimana? Surga ditolak, neraka ditolak, akhirnya ngemper (jadi gelandangan) di akhirat.

Istri takut dengan suami harus bangga. Sebab taatmu kepada suami, hakikatnya taat kepada Allah Swt.”

Makanya, para wanita, engkau dengan surga itu dekat, hanya empat langkah, tapi yang paling aku tekankan saat ini, kata Rasulullah Saw: Wa tho’atu zaujaha, taati suamimu. Karenanya para istri mesti bangga taat dengan suami. Tapi zaman sekarang berbeda, kalau takut dengan suami malah diolok-olok temannya. Istri takut dengan suami harus bangga. Sebab taatmu kepada suami, hakikatnya taat kepada Allah Swt.

Suatu ketika Sayyidina Muadh bin Jabal diperintahkan Rasulullah Saw ke Romawi. Di sana dia melihat para pendeta oleh orang Nasrani disujudi. Sekadar tahu, orang Nasrani kalau dengan pendetanya tidak salam cium tangan tapi sujud.

Sepulang dari Romawi dan ketemu Rasulullah Saw, Sayyidina Muadh langsung sujud yang membuat Kanjeng Nabi bingung. Sayyidina Muadh lalu berkata, “Saya lihat orang Nasrani menghargai pendetanya sampai sujud, padahal mereka nggak jelas masuk surga apa neraka. Lha saya ini pasti engkau bawa ke surga ya Rasulallah, maka aku wajib menghargaimu lebih dari mereka.”

Lalu Rasulullah Saw bersabda, “Angkat (kepalamu) wahai Muadh. Aku tidak diperintahkan oleh Allah untuk seorang hamba sujud kecuali kepada-Nya. Andai memang aku diperintahkan hamba sujud selain kepada Allah, maka tidak aku perintahkan umatku sujud padaku melainkan istri sujud kepada suaminya.” Allahumma sholli ala Muhammad.

Jangan Tunda Pernikahan

Sungguh luar biasa manfaat pernikahan. Bagi yang punya anak dan sudah saatnya menikah jangan ditunda. Wahai para orang tua, kalau ada laki-laki yang akhlaknya bagus, taat sama agamanya, suka tahlilan, maulidan, ngajinya bagus, engkau ridhai anak wanitamu. Nikahkan. Bismillah. Kalau tidak akan jadi fitnah.

Jangan kebalik, anak yang sudah waktunya dan minta nikah ke bapaknya malah tidak boleh. Alasannya kalau menikah muda nanti makan apa. Tapi kalau pacaran malah diizini. Ini yang membuat bingung. Kalau sudah ‘kecelakaan’ baru boleh.

Kasus seperti ini banyak terjadi, sebagian dari mereka datang ke rumah saya. Terkadang anak senang sama senang tapi orang tua tidak setuju dengan alasan sekolah harus lulus S1 dulu, atau masih menyelesaikan S2 dan lainnya. Padahal menunda pernikahan akan menyebabkan banyak perzinaan dan zina penyebab rezeki macet serta penyakit.

Sabda Rasulullah Saw: Jikalau melihat satu zaman penyakit sudah macam-macam, pastikan di zaman itu perzinaan sudah menyebar dimana-mana. Kita lihat sekarang, ada Aids, flu burung, flu babi dan sebagainya. Naudzubillah summa naudzubillah. • nur

* Disarikan dari taushiyah saat acara nikah massal, khitan massal dan pengajian akbar dalam rangka Pekan Hari Santri Nasional yang digelar RMI Putri Kabupten-Kota Kediri di Lirboyo, 22 Oktober 2016.

Oleh: Habib Jamal bin Toha
Pengasuh Ponpes Anwarut Taufiq – Batu

Previous
Next Post »
0 Komentar