kisah pengemis buta di zaman rasulullah

19.50
Kisah Pengemis Buta

Kisah Pengemis Buta di Zaman Rasulullah. Di sudut pasar Madinah Al-Munawarah, hidup seorang pengemis Yahudi yang buta. Dia sangat membenci Nabi Muhammad SAW meskipun belum pernah melihatnya. Setiap hari, dia selalu berkata kepada siapa saja yang datang mendekatinya, “Wahai saudaraku jangan dekati Muhammad, dia itu orang gila, dia itu pembohong, dia itu tukang sihir. Apabila kalian mendekatinya, kalian akan dipengaruhinya.”
Setiap pagi Nabi Muhammad SAW mendatanginya dengan membawa makanan. Tanpa sepatah kata pun, Nabi Muhammad SAW menyuapi si Pengemis Yahudi itu. Setiap Nabi Muhammad SAW datang, pengemis itu selalu berkata, “Jangan mendekati Muhammad karena dia adalah orang gila, pembohong, dan tukang sihir.” Pengemis itu tidak tahu bahwa yang dihadapinya, yang setiap hari menyuapinya makan adalah Nabi Muhammad SAW. Akan tetapi, Nabi Muhammad tidak berkata apa-apa. Beliau terus saja datang mengunjungi pengemis buta itu sampai menjelang wafat. Setelah Nabi Muhammad wafat, tidak ada lagi orang yang membawakan makanan setiap pagi kepada pengemis Yahudi buta itu.
Suatu hari, Abu Bakar ra berkunjung ke rumah anaknya, Aisyah ra. Ia bertanya kepada anaknya, “Anakku, adakah sunnah Rasulullah SAW yang belum aku kerjakan?”
“Ayah, engkau adalah ahli sunnah, hampir tidak ada satu sunnah pun yang belum ayah lakukan, kecuali satu sunnah,” jawab Aisyah ra.
“Apakah itu?” Tanya Abu Bakar ra.
“Setiap pagi Rasulullah SAW selalu pergi kie ujung pasar sambil membawa makanan untuk seorang pengemis Yahudi buta yang berada di sana,” ucap Aisyah ra.
Keesokan harinya, Abu Bakar ra pergi ke pasar dengan membawa makanan untuk diberikan kepada pengemis buta itu. Abu Bakar ra mendatangi pengemis itu dan memberikan makanan kepadanya. Ketika Abu Bakar ra mulai menyuapinya, si pengemis marah.
“Siapa kamu?” Tanya si pengemis buta itu.
“Aku orang yang biasa datang mengunjungimu,” jawab Abu Bakar ra.
“Bukan! Engkau bukan orang yang biasa mendatangiku. Apabila ia datang kepadaku, tidak susah tangan ini memegang dan tidak susah mulut ini mengunyah. Orang yang biasa mendatangiku itu selalu menyuapiku, tetapi terlebih dahulu dihaluskannya makanan tersebut.” Ucap pengemis itu.
Abu Bakar ra tidak dapat menahan air matanya, kemudian berkata, “Aku memang bukan orang yang biasa datang kepadamu. Aku adalah salah seorang sahabatnya. Orang yang mulia itu telah tiada.”
“Siapakah orang yang selalu menyuapiku?” Tanya si pengemis.
“Ia adalah Rasulullah SAW,” jawab Abu Bakar ra.
Setelah pengemis itu mendengar cerita Abu Bakar ra, ia pun menangis. Kemudian dia berkata, “Benarkah demikian? Selama ini aku selalu menghina dan memfitnahnya, tetapi ia tidak pernah memarahiku sekali pun. Ia mendatangiku dengan membawa makanan setiap pagi, ia begitu mulia…”
“Ya, begitulah kemulian Rasulullah SAW,” kata Abu Bakar ra.
Akhirnya, pengemis Yahudi buta tersebut bersyahadat di hadapan Abu Bakar ra. Ia menyatakan masuk Islam dan beriman kepada Rasulullah SAW.
Previous
Next Post »
0 Komentar