Cerita Nabi Saleh as – Mukjizat pada Unta

11.14
kisah nabi saleh singkat, biografi nabi shaleh, nabi saleh putra dari, cerita nabi saleh untuk anak, ayah nabi saleh, mukjizat nabi saleh,csifat nabi saleh, sikap nabi saleh.

Cerita Nabi Saleh as

Sebuah cerita islami penuh hikmah yaitu cerita nabi saleh as. Nabi saleh as merupakan putra dari Ubaid bin jabir bin Tsamud. Kaumnya bernama Tsamud, ia adalah nama yang dibangsakan kepada nama kakeknya yang bernama Tsamud bin Air bin iram bin sam bin Nuh. Nabi Shaleh as merupakan keturunan Nabi Nuh as yang keenam. Tsamud menempati daerah yang semula ditempati oleh kaum Aad. Negeri itu telah kosong ditinggalkan oleh bangsa Aad.

Tsamud adalah nama suatu suku dan oleh sejarah dimasukkan bagian dari bangsa arab dan ada pula yang menggolongkan mereka ke dalam bangsa Yahudi. Mereka bertempat tinggal di suatu dataran bernama “Alhjir” terletak antara Hijaz dan Syam yang dahulunya termasuk jajahan dan dikuasai suku Aad yang telah habis binasa disapu angina taufan yang dikirim oleh Allah sebagai pembalasn atas pembangkangan dan pengingkaran mereka terhadap dakwah dan risalah Nabi Hud a.s

Cerita Nabi Saleh as
Cerita Nabi Saleh as – Mukjizat pada Unta
Cerita nabi saleh – Kemakmuran dan kemewahan hidup serta kekayaan alam yang dahulu dimiliki dan dinikmati oleh kaum aad telah diwarisi oleh kaum tsamud. Tanah yang subuh yang memberikan hasil berlimpah ruah, binatang-binatang perahan dan lemak yang berkembang biak, kebun-kebun bunga yang indah-indah, bangunan rumah-rumah yang didirikan di atas tanah yang datara dan dipahatnya dari gunung. Semuanya itu menjadi mereka hidup tenteram, sejahtera dan bahagia, merasa aman dari segala gangguan alamiah, dan kemewahan hidup mereka akan kekal bagi mereka dan makmur keturunan mereka.

Kaum tsamud sama seperti kaum Aad yang tidak mengenal Tuhan. Tuhan mereka adalah berhala-berhala yang mereka dan puja, kepadanya mereka berqurban, tempat mereka minta perlindungan dari segala macam musibah dan mengharapkan kebaikan serta kebahagiaan. Mereka tidak dapat melihat atau memikirkan lebih jauh apa yang dapat mereka jangkau dengan panca indra.

Allah tidak akan membiarkan hamba-hamba-Nya berada dalam kegelapan terus menerus tanpa diutusnya Nabi untuk memberi penerangan dan memimpin mereka keluar dari jalan yang sesat ke jalan yang benar. Demikian pula Allah tidak akan menurunkan azab dan siksaan kepada suatu umuat sebelum mereka diperingatkan dan diberi petunjuk oleh-Nya degan perantara seorang yang dipilih untuk menjadi utusan dan rasul-Nya. Sunatullah ini berlaku pula kepada kaum Tsamud, yang kepada mereka telah diutuskan Nabi Saleh as seorang yang telah dipilih-Nya dari suku mereka sendiri, dari keluarga yang terpandang dan dihormati oleh kaumnya, terkenal tangkas, cerdik pandai, rendah hati dan ramah-tamah dalam pergaulan.

Oleh Nabi Saleh as mereka dikenalkan kepada Tuhan yang sepatutnya mereka sembah dan puja, Allah yan maha esa, yang telah menciptakan mereka, menciptakan alam sekitar mereka, menciptakan tanah-tanah yang subur yang menghasilkan bahan-bahan keperluan hidup mereka, menciptakan binatang-binatang yang memberi manfaat dan berguna bagi hidupan mereka dan yang telah memberi mereka kenikmatan, kemewahan hidup dan kebahagiaan lahir dan batin. Tuhan Yang Maha Esa itulah yang harus mereka sembah dan bukan patung-patung yang mereka pahat sendiri dari batu-batu gunung yang tidak berkuasa memberi sesuatu kepada mereka atau melindungi mereka dari ketakutan dan bahaya.

Nabi Saleh as memperingatkan mereka bahwa ia adalah seorang dari mereka, terjalin antara dirinya dan mereka ikatan keluarga dan darah. Mereka adalah kaumnya dan sanak keluarganya dan dia adalah seketurunan dan sesuku dengan mereka. Ia mengharapkan kebaikan dan kebajikan bagi mereka dan sesekali tidak akan menjerumuskan mereka ke dalam hal-hal yang akan membawa mereka dalam kerugian, kesengsaraan dan kebinasaan bagi mereka. Ia menerangkan kepada mereka bahwa ia adalah pesuruh dan utusan Allah, dan apa yang diajarkan dan didakwahkan kepada mereka adalah adalah amanat Allah yang harus dia sampaikan kepada mereka untuk kebaikan mereka semasa hidup dan sesuah mereka mati di akhir kelak. Ia mengharapkan kaumnya mempertimbangkan dan memikirkan sungguh-sungguh apa yang ia serukan dan anjurkan dan agar mereka segera meninggalkan persembahan kepada berhala-berhala itu dan percaya beriman kepada Allah Maha Esa seraya bertaubat dan mohon ampun kepada-Nya atas dosa perbuatan syirik yang selama ini telah mereka lakukan. Allah Maha dekat kepada mereka mendengarkan doa dan memberi ampun kepada yang salah bila mereka memohon ampun dengan sungguh-sungguh.

Terperanjatlah kaum nabi Saleh as mendengar seruan dan dakwahnya yang bagi mereka mereupakan hal yang baru yang tidak diduga akan datang dari saudara atau anak mereka sendiri. Maka serentak ditolaklah ajakan Nabi Saleh as itu.

Nabi saleh memperingatkan mereka agar jangan menetangnya dan agar mengikuti ajakannya dengan beriman kepada Allah yang telah mengaruniai mereka rezeki yang luas dan penghidupan yang sejahtera. Diceritakan kepada mereka kisah kaum-kaum yang mendapat siksa dan azab dari Allah karena menentang rasul-Nya dan mendusktakan risalah-Nya. Hal yang serpa itu dapat terjadi atas mereka jika mereka tidak mau menerima dakwahnya dan mendengar nasihat, yang diberikan secara ikhlas dan jujur sebagai seorang anggota dari keluarga besar mereka dan yang tidak mengharapkan atau menuntut upah dari mereka atas usahanya itu. Ia hanya mennyampaikan amanat Allah yang ditugaskan kepadanya dan Allahlah yang akan memberinya upah dan ganjaran untuk usahanya memberi pimpinan dan tuntutan kepada mereka.

Dari kaum Tsamud hanya beberapa saja yang mau menerima dakwah Nabi Saleh as dan beriman kepada-Nya. Kaum Tsamud yang mau menerima dakwah nabi saleh as terdiri dari orang-orang yang berkedudukan sosial lemah, sedangkan sebagian yang terbesar terutamanya mereka yang tergolong orang-orang kaya dan berkedudukan tetap berkeras kepala dan menyombongkan diri menolak ajakan Nabi Saleh as dan mengingkari kenabiannya.

Setelah gagal menghentikan usaha dakwah Nabi saleh as dan dilihatnya ia bahkan makin giat menarik orang-orang mengikutinya dan berpikah kepadanya para pemimpin dan pemuka kaum Tsamud berusaha hendak membendung arus dakwahnya yang makin lama makin mendapat perhatian terutama dari kalangan bawahan menengah dalam masyarakat. Mereka menantang Nabi salah as dan untuk membuktikan kebenaran kenabiannya dengan suatu bukti mukjizat dalam bentuk benda atau kejadian luar biasa yang berada di luar kekuasaan manusia.

Nabi saleh as sadar bahwa tentangan kaumnya yang menuntut bukti berupa mukjizat itu adalah bertujuan hendak menghilangkan pengaruhnya dan mengikis habis kewibawannya di mata kaumnya terutama pada pengikutnya bila ia gagal memenuhi tentangan dan tuntutan mereka. Nabi saleh membalas tentangan mereka dengan nenuntut janji dari mereka bila ia berhasil mendatangkan mukjizat, mereka akan meninggalkan agama dan persembahan mereka dan akan mengikuti Nabi Saleh as dan beriman kepadanya.

Sesuai dengan permintaan dan petunjuk pemuka-pemuka kaum Tsamud berdoa’lah Nabi SALeh as memohon kepada Allah agar memberinya suatu mukjizat untuk membuktikan kebenaran risalahnya dan sekaligus mematahkan perlawanan dan tentangan kaumnya yang masih berkeras kepala itu. Ia memohon dari allah dengan kekuasaan-Nya menciptakan seekor unta betina dikeluarkannya dari perut sebuah batu karang besar yang terdapat di ssi sebuah bukti yang mereka tunjuk.

Kemudian dengan izin Allah yang maha kuasa lagi Maha Pencipta terbelahlah batu karang yang ditunjuk itu dan keluar dari pertnya seekor unta betina. Dengan menunjuk kepada binatang yang baru keluar dari pertu batu besar itu berkalah nabi saleh kepada mereka : “Inilah dia untah Allah, jangan kamu ganggu dia biarlah ia mencari makanannya senddiri di atas bumi Allah ia mempunya giliran untuk mendapatkan air minum dan kamu mempunyai kirin untuk mendapatkan minum bagimu dan bagi ternakanmu juga dan ketahuilah bahwa Allah akan menurunkan azab-Nya bila kamu sampai mengganggu binatang ini”

Kemudian berkeliaranlah unta di ladang-ladang memakan rumput sesuka hatinya tanpa mendapat gangguan. Dan pada saat giliran unta Nabi Saleh as itu datang minum tiada seekor binatang lain berani menghampirinya. Hal ini menimbulkan rasa tidak senang pemilik-pemilik binatang itu yang makin hari makin merasakan bahwa adanya unta Nabi Saleh as di tengah-tegah mereka itu merupakan gangguan.

Dengan berhasilnya nabi saleh as mendatangkan mukjizat yang mereka tuntut gagallah para pemuka kaum tsamud dalam usahanya untuk menjatuhkan kehormatan dan menghilangkan pengaruh nabi saleh as bahkan sebaliknya, telah menambah tebal kepercayaan para pengikutnya dan menghilangkan banyak keraguan dari kaumnya. Maka dihasutlah oleh mereka pemilik-pemilik ternakan yang merasa jengkel dan tidak senang dengan adanya unta nabi saleh as yang merajalela di ladang dan kebun-kebun mereka serta ditakuti oleh binatang-binatang peliharaannya.

Cerita Nabi Saleh – Persekongkolan diadakan oleh orang-orang dari kaum Tsamud untuk mengatur rancangan pembunuhan unta nabi Saleh as. Dan selagi orang masih dibayangi oleh rasa takut dari azab ang diancam oleh Nabi Saleh as bila untanya diganggu disamping adanya dorongan keinginan yang kuat untuk melenyapkan binatang itu dari atas bumi mereka, muncullah tiba tiba seorang janda bangsawan yang kaya raya menawakan dan menyerahkan dirinya kepada siapa yang dapat membunuh untuh nabi saleh as. Di samping janda itu ada seorang wanita lain yang mempunyai puteri cantik cantik menawarkan akan menghadiahkan salah seseorang dari puteri-puterinya kepada yang berhasil membunuh unta itu.

Dua macam hadiah yang menggiurkan dari kedua wanita itu di samping hasutan para pemuka Tsamud mengundang dua orang lelaki bernama Mushadda’ bin Muharrij dan Gudar bin Salif berkemas-kemas akan melakukan pembunuhan untuk mendapatkan hadiah yang dijanjikan di samping sanjungan dan pujian yang akan diterimanya dari pada kafir suku Tsamud bila unta Nabi Saleh as telah mati dibunuh.

Dengan bantuan tujuh orang lelaki lagi bersembunyilah kumpulan itu di suatu tempat di mana biasanya dilalui oleh untah dalam perjalanannya ke tempat ia minum. Dan begitu untah-untah yang tidak berdosa itu berjalan, segeralah betisnya oleh Musadda’ yang disusul oleh Gudar dengan menikah pedangnya di perut unta.

Dengan perasaan bangga pergilah para pembunuh untah itu ke ibu kota menyampaikan berita matinya untah nabi saleh as yang mendapat sambutak sorak sorai dan teriakan gembira dari pihak musyirikin seakan-akan mereka kembali dari medan perang dengan membawa kemengangan.

Berkata mereka kpada Nabi Saleh as : “Wahai saleh! Untamu telah mati dibunuh, cobalah datangkan akan apa yang engkau katakan dulu akan ancamannya bila untah itu diganggu, jika enkau betul-betul termasuk orang-orang yang terlalu benar dalam kata-katanya”

Nabi saleh as menjawab : “Aku telah peringatkan kamu, bahwa Allah akan menurunkan azab-Nya atas kamu jika kamu mengganggu unta itu. Maka dengan terbunuhnya unta itu maka tunggulah engkau akan tibanya masa azab yng Allah telah janjikan dan telah aku sampaikan kepada kamu. Kamu telah menentang Allah dan terimalah kelak akibat tentanganmu kepada-Nya. Janji Allah tidak akan meleset. Kamu boleh bersuka ria dan bersenang-senang selama tiga hari ini kemudian terimalah ganjaranmu yang setimpal pada hari keempat. Demikianlah kehendak Allah dan takdir-Nya yang tidak dapat ditunda dan dihalangi”

Ada kemungkinnan menurut ahli tafsir bahwa Allah melalui rasul-Nya Nabi sAleh as memberi waktu tiga hari itu untuk memberi kesempatan, kalau-kalau mereka sadar akan dosanya dan bertaubat minta ampun serta beriman kepada Allah.

Akan tetapi dalam kenyataanya dalam tempo tiga hari itu mereka tidak menyadari kesalahan dan bertaubat. Mereka bahkan mengejek nabi Saleh as yang ditentangnya untuk mempercepat datangnya azab itu dan tidak usah menunggu waktu tiga hari lagi.

Nabi saleh memberitahu kaumnya bahwa azab Allah yang akan menimpa di atas mereka akan didahului dengan tanda-tanda, yaitu pada hari pertama bila mereka terbangun dari tidurnya akan menemui wajah mereka menjadi kuning dan berubah menjadi merah pada hari kedua dan hitam pada hari ketiga dan pada hari keempat turunlah azab Allah yang pedih.

Mendengar ancaman azab yang diberitahukan oleh Nabi Saleh as kepada kaumnya, kelompok sembilan orang yang merupakan kelompok pembunuh unta mernacang pembunuhan untuk Nabi Saleh as sebelum tibanya azab yang dianzamkan itu. Mereka mengadakan pertemuan rahasia dan bersumpah bersama akan melaksanakan rancangan pembunuhan itu di waktu malam, di saat orang masih tidur nyenyak untuk menghindari tuntutan balas darah oleh keluarga Nabi Saleh, jika diketahui mereka sebagai pembunuhnya. Rancangan mereka ini dirahasiakan sehingga tidak diketahui dan didengar oleh siapa pun kecuali kesembilan orang itu sendiri.

Ketika mereka datang ke tempat Nabi Saleh as untuk melaksanakan rancangan jahatnya di malam yang gelap gulita dan sunyi senyap berjatuhlah di atas kepala mereka batu-batu besar yang tidak diketahi dari mana datangnya dan yang seketika merebahkan mereka di atas tanah dalam keadaan tidak bernyawa lagi. Demikianlah Allah telah melindungi Rasul-Nya dari perbuatan jahat hamba-hamba-Nya yang kafir.

Satu hari sebelum hari turunnya azab yang telah ditentukan itu, dengan izin Allah berangkatlah nabi saleh as bersama para mukminin pengikutnya menuju Ramlah, sebuah tempat di palestina. Meninggalkan Hijir dan dan penghuninya, kaum tsamud habis binasa, ditimpa halilintar yang dahsyat beriringan dengan gempa bumi yang mengerikan.

Pelajaran yang dapat kita ambil dari cerita nabi saleh di atas adalah dosa dan perbuatan mungkiar yang dilakukan oleh sekelompok kecil warga masyarkaat dapat berakibat negatif yang membinasakan masyarakat itu seluruhnya

Dalam cerita nabi saleh ini lihatlah bahwa kaum tsamud menjadi binasa, hancur dan bahkan tersapu bersih dari atas bumi karena dosa dan pelanggaran perintah Allah yang dilakukan oleh beberapa gelintir orang pembunuh unta Nabi saleh as

Di sinilah letak hikmah perintah Allah agar kita melakukan amar makruf nahi mungkar. Karena dengan melakukan tiugas amar makruf nahi mungkar yang menjadi fardu kifayah itu, setidak-tidaknya kalau tidak berhasil mencegah kemungkiran yang terjadi dalam msayarakat atua lingkungan kita, kita telah membebaskan diri dari dosa menyetui atau merestui perbuatan mungkar itu.

Bersikap pasif acuh tak acuh terhadap maksiat dan kemungkaran yang berlaku di depan mata bisa diartikan sebagai persetujuan dan penyekutuan terhadpa perbuatan mungkar itu.

Sumber : http://ceritaislami.net/cerita-nabi-saleh-as-mukjizat-unta/
Previous
Next Post »
0 Komentar