Pidato Bahasa Indonesia - Jujur Itu Hebat

19.27
Pidato Bahasa Indonesia - Jujur Itu HebatAssalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Segala puji bagi Allah yang telah memberikan anugerah, nikmat dan karunianya secara terus menerus dan berlapis-lapis di setiap waktunya. Dia yang Maha Hidup, selalu terjaga dan selalu menatap kehidupan hamba-hambanya. Pemeliharaannya mencakup bumi dan seisinya, pemberian-Nya tidak terhitung dan tak terkira, tidak ada ungkapan yang pernah cukup untuk menggambarkan keagungan dan kemuliaannya.

Shalawat dan salam semoga tercurah limpahkan kepada manusia terbaik sepanjang zaman yang mendedikasikan hidupnya untuk menghidupkan agama islam di muka bumi, tidak lain dan tidak bukan adalah Habibana Wanabiyana Muhammad Saw, beserta seluruh keluarganya, sahabatnya-tabi’in nya dan semoga kita semua selaku umatnya.

Hadirin yang dirahmati Allah

Pada kesempatan kali ini izinkanlah saya menyampaikan pidato tentang hebatnya sebuah kejujuran. Barang kali kita semua dapat melihat betapa saat ini kejujuran adalah suatu hal yang amat langka di temukan. Kejujuran begitu menjadi mahal dan dirindukan karena keberadaannya yang begitu asing saat ini. Barang kali pernah merasa bahwa sulit sekali untuk berperilaku jujur dan butuh sekali suatu keberanian dalam mengambil resiko ketika kita telah memutuskan untuk bersikap jujur.

Hal ini bukan tidak mungkin dialami oleh para pejabat pemerintahan yang mungkin dalam setiap harinya selalu di kelilingi uang yang tak jelas sumbernya. Keinginan bersikap jujur ini sering kali menjadi sebuah harga apakah kita akan bertahan atau bahkan mundur. Kejujuran adalah wujud ketulusan hati atau kelurusan hati seseorang dalam bertindak. Kelurusan hati ini mengandaikan adanya keselarasan antara hati dengan sesuatu yang benar atau lurus, seperti kebenaran yang diyakininya atau kebenaran yang ada dalam aturan-aturan yang berlaku dalam masyarakat dimana seseorang hidup. Kejujuran dalam arti inilah yang hendaknya diterapkan dalam kehidupan bersama dimanapun dan kapanpun kita berada.

Kelurusan hati, yah barang kali frasa ini lah yang tepat menggabarkan bagaimana kejujuran itu diperbuat. Kelurusan hati untuk tidak mengingkari kebaikan dan kebenaran nurani, kelurusan hati untuk tunduk sesuai dengan kebaikan dan kebenaran yang diajarkan agama dan juga yang berasal dari masyarakat. Kelurusan hati inilah barang kali indikator apakah seseorang telah bersikap jujur atau belum.

Hadirin yang berbahagia

Salah seorang tokoh yang bernama Franz Magnis-Suseno (1993), pernah mengatakan bahwa ada dua sikap jujur dalam berhubungan dengan orang lain yaitu, bersikap terbuka dengan orang lain dan bersikap fair. Sikap terbuka berarti selalu tampil sebagai diri sendiri, tampil apa adanya tanpa kepalsuan atau ketidakaslian. Kita selalu menampilkan diri sebagaimana kita sesungguhnya bukan karena keinginan orang lain. Jadi, dalam pikiran, perkataan, dan berperilaku harus selalu terealisasi sesuai keberadaan kita yang sebenarnya, bukan karena kita malu atau takut dengan sesuatu. Bersikap fair, artinya kita bersikap sesuai norma terhadap orang lain. Kita memperlakukan orang lain dengan standar-standar norma dan kaidah yang berlaku sebagaimana ia diperlakukan oleh orang lain

Barang kali dari pendapat Frans Magnis Suseno ini kita tahu bahwa kejujuran tidak hanya berkaitan dengan orang lain melainkan dengan diri sendiri pula. Kita menjadi jujur jika melakukan suatu hal karena memang hal itu adalah hal yang asli dari diri kita sendiri, singkatnya tidak dibuat-buat dan tidak dipaksakan. Jujur terhadap orang lain salah satunya dilakukan dengan memperlakukan orang lain dalam standar baik dan buruk terhadap diri sendir. Apa yang menurut diri sebagai suatu hal yang menyulitkan dan menyakitkan, maka hal yang sama pun berlaku pada orang lain.

Hadirin yang berbahagia

Kejujuran adalah bagian dari karakter atau akhlak seseorang yang dapat mengantarkannya pada jalan menuju surga. Singkatnya hadiah kejujuran adalah surga karena kita tahu bahwa tidak mudah menjadi orang jujur. Saking beratnya berperilaku jujur, banyak orang yang beropini bahwa mereka yang jujurlah justru yang akan kalah. Maksudnya adalah bahwa orang yang jujur tergerus oleh banyak ketidakjujuran ynag banyak orang lakukan. Untuk itu maka tepat sekali jika orang yang hebat adalah mereka yang mampu mempertahankan sikap jujur dalam setiap lini kehidupannya.

Kejujuran memang menjadi barang langka saat ini, betapa tidak hampir di setiap aspek kehidupan ketidakjujuran menyelimutinya. Dari aspek pendidikan yang notabenenya ditujukan untuk membentuk karakter bangsa sampai bidang politik yang bergerak untuk mensejahterakan rakyat. Bentuk-bentuk ketidakjujuran dalam aspek pendidikan itu sendiri sudah banyak kita temui misalnya fenomena menyontek yang tidak pernah berakhir dan hampir-hampir menjadi budaya, isu plagiarisme, ujian nasional yang tidak jujur dan sebagainya.

Di bidang politik sendiri telah banyak kita temui kasus korupsi, kolusi dan nepotisme yang sulit dipisahkan dari kehidupan para pengemban amanah rakyat. Korupsi sendiri menjadi salah satu bentuk kebohongan yang berantai yang melibatkan banyak pihak. KPK sendiri sebagai bagian dari lembaga yang bertugas memberantas tindakan ketidakjujuran ini dituntut untuk tangguh dalam menghadapi berbagai resiko baik dalam bentuk fisik maupun psikis. KPK adalah salah satu contoh lembaga hebat yang berdedikasi memberantas kebatilan.

Dalam bidang sosial sendiri terdapat pelbagai hubungan yang didasari ketudakjujuran. Kasus-kasus sosial seperti perselingkuhan dalam rumah tangga, cara berdagang dalam keseharian, dan interaksi sosial lainnya tidak jarang dibumbui dengan berbagai kebohongan. Kebohongan yang satu menutupi kebohongan lainnya sehingga menjadi bom waktu yang siap meletus kapan saja.

Hadirin yang berbahagia

Betapa hebatnya orang yang kukuh dan istiqomah dalam kebaikannya, betapa mengagumkan orang yang tetap bijak dalam memandang setiap perkara kehidupan entah yang berkonotasi baik ataupun sulit, betapa tangguhnya orang yang tetap bertahan dalam kebaikan meskipun dalam keadaan rumit. Semua rangkaian kebaikan ini adalah sebaik-baiknya jalan menuju keridhoan-Nya.

Karakter jujur ini memang sangat efektif ditanamkan sejak masa kanak-kanak. Kejujuran perlu untuk dipraktekan dan dibiasakan sejak kecil. Kebiasaan baik ini akan lebih terbangun secara positif ketika seiring perjalanan waktu orang mengerti bahwa agama dan masyarakat sosial begitu mencintai dan merindukan perilaku jujur. Pada intinya kejujuran ini harus menjadi bagian yang mendarah daging dalam diri manusia dimana pada akhirnya manusia itu sendirilah yang membutuhkan kejujuran ini karena menjadi begitu risau pada setiap ketidakjujuran.

Berkaitan dengan kejujuran ini Rasulullah Saw, bersabda: Wajib kepadamu berlaku benar, karena sesungguhnya kebenaran itu membawa kepada kebaikan membawa ke surga. Seseorang tidak henti-hentinya berkata dan berlaku benar dan mengusahakan sungguh-sungnguh akan kebenaran, sehingga dicatat ia disisi Allah sebagai seorang siddiq (orang yang selalu benar) (Riwayat Bukhori).

Jika suatu hasil disetarakan dengan seberapa besar proses maka barang kali hadiah surga bagi orang-orang jujur ini merupakan harga yang setimpal dari perjuangan dalam mempertahankan kejujuran itu sendiri. Hari ini kehebatan tidak lagi ditemukan pada orang yang membawa senjata karena memang bukan masa nya lagi. Namun kehebatan barang kali tentang seberapa orang mampu untuk menjadi orang yang jujur dan lurus hati untuk tidak berdusta pada bisikan nuraninya. Bukankah saat ini kita begitu mudah menemukan orang yang mengabaikan teriakan kebaikan nuraninya?

Hadirin yang berbahagia

Barang kali demikianlah yang dapat saya sampaikan, kurang dan lebihnya mohon dimaklumi dan dimaafkan. Akhir kata semoga kita dapat menjadi bagian dari orang-orang yang mampu bertahan dalam kejujuran di tengah dunia yang seolah-olah tidak menghendaki keberadaan orang-orang jujur. Billahi Taufik Wal Hidayah Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Sumber : http://www.pidatu.com/2016/10/pidato-tentang-jujur-itu-hebat.html
Previous
Next Post »
0 Komentar