Allah SWT
berfirman :
“Dan janganlah
kamu menjadi seperti orang-orang yang keluar dari kampungnya dengan rasa angkuh
dan dengan maksud riya’ kepada manusia serta menghalangi (orang) dari jalan
Allah. Dan (ilmu) Allah meliputi apa yang mereka kerjakan.” (Al-Anfal : 47)
Dikisahkan dari
orang-orang shaleh. Pada suatu malam ketika waktu sahur tiba, aku berada di
dalam kamarku sambil membaca Al-Qur’an surat Thaha, sesudah selesai membaca
Al-Qur’an surat Thaha, aku terlelap tidur, dalam tidur itu aku melihat seorang
turun dari langit dan membawa secarik kertas, diberikannya secarik kertas itu
kepadaku. Ternyata kertas tersebut berisi surat Thaha yang telah aku baca tadi,
dibawah setiap hurufnya terdapat sepuluh kebaikan, kecuali satu kalimat, aku
melihat satu kalimat kosong dan dibawahnya tidak terdapat apa-apa, lalu aku pun
berkata : “Sungguh aku telah membaca kalimat tersebut namun kenapa sekarang
saya tidak bisa melihatnya dan juga nilai kalimat itu”, kemudian dia berkata “Kamu
benar bahwa kamu telah membaca dan kami juga telah menulisnya, hanya saja kami mendengar
orang-orang berteriak dari arah Arasy dan berkata “Hapuslah kalimat itu dan
hilangkanlah pahala dari kalimat itu”, maka kami menghapusnya, lalu dalam mimpi
aku menangis dan bertanya “Mengapa engkau melakukan itu?”, dia menjawab “Pada
waktu membacanya kamu melihat ada seorang laki-laki yang lewat kemudian kamu
mengeraskan bacaanmu karena dia, karenanya terhapuslah pahala pada kalimat yang
kamu baca karena riya’ itu.”
Dari cerita
tersebut jelaslah sudah bahwa pahala keikhlasan amal seseorang sering
dirusakkan karena riya’ kepada orang lain.
Baca juga : Keutamaan Menyantuni Anak Yatim
Ikhlasnya amal
adalah manakala benar-benar timbul dalam perasaan kita keinginan melakukan
sesuatu murni karena Allah, karena mengagungkan perintah-Nya maupun karena
memuliakan-Nya, baik amal yang kita lakukan berupa amal ibadah bisa maupun amal
yang berhubungan dengan harta benda (fisik).
0 Komentar