Puasa, Permasalahan, Manfaat dan Hikmah Puasa Wajib

02.36
Puasa, Permasalahan, Manfaat dan Hikmah Puasa Wajib
 1. Pengertian Puasa dan Dasar Hukumnya
  • Menurut Bahasa, kata puasa berasal dari bahasa Sansekerta yaitu upawasa yang berarti pengendalian diri. Dalam bahasa Arab puasa disebut syiam yang berarti menahan diri atau mencegah dari perbuatan sesuatu.
  • Menurut istilah, Puasa berarti menahan diri dari makan dan minum serta hal-hal yang membatalkan puasa, mulai dari terbit fajar hingga terbenam matahari sebagai ibadah kepada Allah SWT.
    Puasa, Permasalahan, Manfaat dan Hikmah Puasa Wajib
Baca juga : Zakat

2. Syarat Puasa
Syarat puasa adalah sesuatu yang harus terpenuhi untuk kesempurnaan puasa, tetapi berada di luar pelaksanaan puasa. Ulama ahli fikih membagi syarat puasa menjadi dua yaitu : Syarat wajib puasa dan syarat sahnya puasa. Syarat wajib adalah hal-hal yang dapat mewajibkan seseorang melaksanakan puasa, sedang syarat sah puasa, adalah hal-hal yang harus dipenuhi seseorang agar puasanya menjadi sah. Yang termasuk syarat wajib puasa adalah sebagai berikut :

Yang termasuk syarat wajib puasa adalah sebagai berikut :
  • Beragama islam.
  • Suci dari haid.
  • Baligh (dewasa).
  • Kuat berpuasa.
  • Berakal sehat.
  • Berada di kampungnya.
Adapun yang menjadi syarat sah puasa adalah sebagai berikut :
  1. Islam sepanjang hari.
  2. Mumayyiz.
  3. Suci dari haid dan nifas.
3. Rukun Puasa
Rukun Puasa adalah sesuatu yang harus terpenuhi untuk sahnya puasa pada saat pelaksanaan puasa. Yang termasuk rukun puasa adalah sebagai berikut :
  • Berniat, yaitu menyengaja melakukan puasa. Berniat puasa wajib harus dilakukan pada malam hari hingga terbit fajar, seseorang yang berpuasa wajib, yang tidak berniat pada malamnya, maka puasanya tidak sah.
  • Menahan diri dari segala yang membatalkan puasa mulai dari terbit fajar hingga terbenam matahari.
4. Yang Membatalkan Puasa
  • Makan dan minum dengan sengaja.
  • Muntah dengan sengaja, muntah yang tidak sengaja tidak membatalkan puasa.
Rasulullah SAW bersabda : “Barang siapa yang terpaksa muntah, tidaklah wajib menggqadla puasanya dan barang siapa yang sengaja muntah, maka hendaklah ia menggqadla (mengganti) puasanya.” (HR. Abu daud, At Tirmidzi dan Ibnu Majah).
  • Keluar air mani (sperma) dengan sengaja.
  • Bersetubuh dengan istrinya, melakukan hubungan suami istri pada siang bulan Ramadhan.
  • Keluar darah haid atau nifas.
  • Hilangnya akal.
Previous
Next Post »
0 Komentar