sejarah hidup sunan kalijaga, silsilah sunan kali jaga, sunan kalijaga vs prabu siliwangi, ilmu sunan kali jaga, ajaran sunan kalijaga, film sunan kalijaga, sunan kalijaga bertemu nabi khidir, kisah sunan kali jaga dan joko tingkir.
Kisah Asal Usul Sunan Kalijaga |
Asal Sunan Kalijaga
Cerita asal usul sunan Kalijaga, Beliau merupakan salah satu dari wali songo, beliau sangat dinamis dalam berdakwah. Beliau selalu membuat hal yang menarik hati masyarakat agar memeluk islam. Ia adalah anggota wali sanga yang membuat wayang dari kulit, sehingga wayang itu tidak menyerupai bentuk manusia, yang terkenal sampai sekarang menjadi wayang kulit.
Baca juga : Kisah Syekh Siti Jenar
Sebenarnya, sunan kalijaga bernama asli raden syahid, putra adipati Tuban, yaitu tumenggung Wilatikta yang sering kali disebut raden sahur. Waalaupun ia masih termasuk keturunan Ranggalawe yang beragama hindu, nmaun raden sahur telah masuk agama islam. Ayah sunan kalijaga merupakan seorang muslim yang taat pada agamanya, begitu juga dengan ibunya. Raden syahid memiliki saudara perempuan yang bernama dewi rasa wulan.
Sejak kecil, raden syahid sudah diperkenalkan terhadap agama islam oleh guru agama kadipaten Tuban. Raden syahid dan adiknya yaitu dewi rasa wulan memperoleh pendidikan agama islam di dalam istana dengan mendatangkan guru agama islam untuk mengajarkan islam kepada mereka. Tumenggung wilatikta dan istrinya berharap kelak kedua anaknya menjadi anak yang shalih dan shalihah, serta bermanfaat bagi agama, nusa dan bangsa.
Pada waktu itu, rakyat sudah sangat menderita karena musim kemarau panjang sehingga menyebabkan paceklik. Kehidupan mereka semakin sengsara ketika mereka harus membayar pajak yang sering kali tidak sesuai dengan ketentuan yang ada. Bahkan, pajak tersebut jauh dari kemampuan mereka. terkadang jatah mereka untuk persediaan menghadapi musim panen berikutnya sudah disita oleh penarik pajak. Raden syahid yang mengetahui hal itu pernah mengajukan pertanyaan yang mengganjal di hatinya. suati hari, ia menghadap ayahnya.Cerita asal usul sunan Kalijaga, Raden syaid dan adiknya merupakan anak yang jarang keluar dari istana. Namun kemudian jiwanya memberontak ketika dirinya melihat keadaan atau lingkungan sekitar yang berbeda dengan kehidupan rakyat jelata. Gelora jiwa mudahnya seakan meledak-ledak ketika ia melihat praktik curang beberapa pejabatan kadipaten tuban ketika menarik pajak kepada penduduk atau rakyat jelata.
Raden Syahid berkata kepada ayahnya ” Rama adipati, rakyat tahun ini sudah semakin sengsara karena banyak panen yang gagal, lalu mengapa pundak mereka masih harus dibebani dengan pajak yang mencekik leher mereka. APakah hati nurani rama tidak mereka kasihan atasu penderitaan mereka?”
Adipati Wilatikta menatap tajam ke arah putranya. Sesaat kemudian, ia menghela napas panjang dan mengeluarkan suara. “anakku, syahid, saat ini pemerintah pusat majapahit sedang membutuhkan dana yang sangat besar untuk melangsungkan roda pemerintahan. aku ini hanyalah seorang bawahan sang prabu. Apa dayaku menolak tugas yang dibebankan kepadaku? bukan hanya kadipaten Tuban yang diwajibakan membayar upeti lebih banyak dari tahun lalu, bahkan kadipaten yang lain juga mendapatkan tugas serupa,” katanya
“Tapi, mengapa harus rakyat yang menjadi korban?” sahu raden syahid. Tapi, ia tidak jadi meneruskan ucapannya. Ketika ia melihat wajah ayahnya berubah menjadi merah padam sebagai pertanda bahwa hatinya sedang tersinggung atau naik pitam. Baru kali ini, ia membuat ayahnya marah. hal yang tak pernah dilakukan selama hidupnya.
Raden syahid tahu diri, maka ia pun merunduk dan mengundurkan diri dengan perlahan-lahan dari hadapan ayahnya yang sedang marah. ya, ia tidak perlu melanjutkan pertanyaannya. Sebab, ia sudah dapat menjawab sendiri. Majapahi sedang membutuhkan dana besar karena negeri itu sering menghadapi kekacauan, baik itu berupa pembrontakan maupun perang saudara.
Walau raden syahid adalah putra seorang bangsawan tetapi ia lebih menyukai kehidupan yang bebas dan tidak terikat oleh adat istiadat kebangsawanan. Ia gemar bergaul dengan rakyat jelata tua segala lapisan masyarakat mulai dari tingkat yang paling awah hingga paling atas. Bahkan ia banyak mengetahui seluk beluk kehidupan rakyat Tuban karena pergaulannya yang supel.
Semoga penjelasa lengkap mengenai cerita asal usul sunan kalijaga di atas bisa bermanfaat bagi kamu, khususnya yang membutuhkan pengetahuan wali songo.
Sumber Link
Sebenarnya, sunan kalijaga bernama asli raden syahid, putra adipati Tuban, yaitu tumenggung Wilatikta yang sering kali disebut raden sahur. Waalaupun ia masih termasuk keturunan Ranggalawe yang beragama hindu, nmaun raden sahur telah masuk agama islam. Ayah sunan kalijaga merupakan seorang muslim yang taat pada agamanya, begitu juga dengan ibunya. Raden syahid memiliki saudara perempuan yang bernama dewi rasa wulan.
Sejak kecil, raden syahid sudah diperkenalkan terhadap agama islam oleh guru agama kadipaten Tuban. Raden syahid dan adiknya yaitu dewi rasa wulan memperoleh pendidikan agama islam di dalam istana dengan mendatangkan guru agama islam untuk mengajarkan islam kepada mereka. Tumenggung wilatikta dan istrinya berharap kelak kedua anaknya menjadi anak yang shalih dan shalihah, serta bermanfaat bagi agama, nusa dan bangsa.
Pada waktu itu, rakyat sudah sangat menderita karena musim kemarau panjang sehingga menyebabkan paceklik. Kehidupan mereka semakin sengsara ketika mereka harus membayar pajak yang sering kali tidak sesuai dengan ketentuan yang ada. Bahkan, pajak tersebut jauh dari kemampuan mereka. terkadang jatah mereka untuk persediaan menghadapi musim panen berikutnya sudah disita oleh penarik pajak. Raden syahid yang mengetahui hal itu pernah mengajukan pertanyaan yang mengganjal di hatinya. suati hari, ia menghadap ayahnya.Cerita asal usul sunan Kalijaga, Raden syaid dan adiknya merupakan anak yang jarang keluar dari istana. Namun kemudian jiwanya memberontak ketika dirinya melihat keadaan atau lingkungan sekitar yang berbeda dengan kehidupan rakyat jelata. Gelora jiwa mudahnya seakan meledak-ledak ketika ia melihat praktik curang beberapa pejabatan kadipaten tuban ketika menarik pajak kepada penduduk atau rakyat jelata.
Raden Syahid berkata kepada ayahnya ” Rama adipati, rakyat tahun ini sudah semakin sengsara karena banyak panen yang gagal, lalu mengapa pundak mereka masih harus dibebani dengan pajak yang mencekik leher mereka. APakah hati nurani rama tidak mereka kasihan atasu penderitaan mereka?”
Adipati Wilatikta menatap tajam ke arah putranya. Sesaat kemudian, ia menghela napas panjang dan mengeluarkan suara. “anakku, syahid, saat ini pemerintah pusat majapahit sedang membutuhkan dana yang sangat besar untuk melangsungkan roda pemerintahan. aku ini hanyalah seorang bawahan sang prabu. Apa dayaku menolak tugas yang dibebankan kepadaku? bukan hanya kadipaten Tuban yang diwajibakan membayar upeti lebih banyak dari tahun lalu, bahkan kadipaten yang lain juga mendapatkan tugas serupa,” katanya
“Tapi, mengapa harus rakyat yang menjadi korban?” sahu raden syahid. Tapi, ia tidak jadi meneruskan ucapannya. Ketika ia melihat wajah ayahnya berubah menjadi merah padam sebagai pertanda bahwa hatinya sedang tersinggung atau naik pitam. Baru kali ini, ia membuat ayahnya marah. hal yang tak pernah dilakukan selama hidupnya.
Raden syahid tahu diri, maka ia pun merunduk dan mengundurkan diri dengan perlahan-lahan dari hadapan ayahnya yang sedang marah. ya, ia tidak perlu melanjutkan pertanyaannya. Sebab, ia sudah dapat menjawab sendiri. Majapahi sedang membutuhkan dana besar karena negeri itu sering menghadapi kekacauan, baik itu berupa pembrontakan maupun perang saudara.
Walau raden syahid adalah putra seorang bangsawan tetapi ia lebih menyukai kehidupan yang bebas dan tidak terikat oleh adat istiadat kebangsawanan. Ia gemar bergaul dengan rakyat jelata tua segala lapisan masyarakat mulai dari tingkat yang paling awah hingga paling atas. Bahkan ia banyak mengetahui seluk beluk kehidupan rakyat Tuban karena pergaulannya yang supel.
Semoga penjelasa lengkap mengenai cerita asal usul sunan kalijaga di atas bisa bermanfaat bagi kamu, khususnya yang membutuhkan pengetahuan wali songo.
Sumber Link
0 Komentar