Ka'bah itu Milik Allah

16.07
Rumah suci ka'bah akan dihancurkan oleh bala tentara kerajaan Habasyah.

Penjaga dan perawat Ka'bah bernama Abdul Muthalib bin Hasyim. Dia tidak berdaya menghadapi tentara Habasyah yang kuat di bawah pimpinan rajanya yang bernama Abrahah itu. Sepanjang perjalanan dari Habasyah, telah banyak yang berusaha melawan pasukan Abrahah. Akan tetapi, semuanya dapat dikalahkan dengan mudah.

Abdul Muthalib berpikir keras bagaimana menghadapi pasukan yang akan menghancurkan rumah ibadah itu. Ka'bah yang dibuat oleh Nabi Ibrahim as. dan Nabi Ismail as. itu harus diselamatkan. Bagaimana caranya?

Kabah itu Milik Allah
Kabah itu Milik Allah
Semalam tentara Habasyah di bawah pimpinan Al Aswad bin Maqshud sudah memasuki Makkah. Mereka merampas harta benda dan ternak penduduk. Unta-unta Abdul Muthalib juga di rampas sampai dua ratus ekor jumlahnya.

Abdul Muthalib berkuda bersama beberapa orang anak lelakinya. Mereka menuju perkemahan tentara Habasyah, bermaksud menemui Abrahah.

“Apa keperluanmu menghadapku?” tanya Abrahah

“Aku datang untuk menuntut pengembalian dua ratus ekor untaku yang dirampas oleh tentara tuan,” sahut Abdul Muthalib.

Abrahah keheranan mendengar jawaban itu. Ia menyangka membicarakan soal kabah yang hendak dihancurkannya, bukan soal unta yang dirampas.

“Semula aku kagum kepadamu,” kata Abrahah. “Kabarnya kau pemimpin suku Quraisy di Makkah yang sangat di hormati. Kau juga penjaga dan perawat Kabah. Seharusnya kau bicara tentang rumah ibadah agamamu yang kau jaga dan kau rawat itu ternyata kau malah bicara tentang untamu yang hilang.”

“Unta-unta itu milikku. Oleh karena itu, aku membicarakannya. Adapun kabah adalah milik Allah. Kalau pemilik kabah tidak menghendaki rumah suci itu di hancurkan, Dia sendiri yang akan menjaganya.”

“Baik ku kembalikan unta-untamu.”


Abdul Muthalib benar, Kabah itu milik Allah Swt. Maka Allah pula yang akan menjaganya. Allah Swt mengirimkan beratus ribu burung Ababil. Burung-burung itu membawa kerikil. Pasukan Abrahah hancur binasa ditimpa kerikil-kerikil itu. Mereka tidak pernah sampai ke Kabah.
Previous
Next Post »
0 Komentar