Pelajaran Penting dari Perang Uhud

23.47
Pelajaran Penting dari Perang Uhud

Pelajaran Penting dari Perang Uhud - Anas bin Nadar ra adalah seorang sahabat Nabi yang tidak dapat ikut dalam perang Badar. Dia sangat menyesal karena tidak ikut dalam peperangan yang sangat bersejarah itu. Ia menanti kesempatan lain untuk ikut serta berjuang di jalan Allah SWT.
Akhirnya, kesempatan itu pun tiba ketika terjadi perang Uhud. Anas ra segera bergabung dengan pasukan kaum muslimin. Dengan semangat jihad yang menggelora, dia maju ke medan pertempuran. Walaupun jumlah pasukan musuh jauh lebih banyak, para mujahid Islam dapat memukul mundur semua pasukan musuh.
Pada mulanya, kaum muslimin memperoleh kemenangan. Kaum muslimin dapat memukul mundur pasukan musuh sehingga mereka lari tunggang langgang. Melihat keadaan musuh yang berlarian dikejar pasukan kaum muslimin, sebagian besar pasukan pemanah yang telah dibentuk oleh Rasulullah SAW turun dari bukit.
“Apalagi yang ditunggu?” ucap salah seorang dari mereka. “Kemenangan dan harta rampasan telah menjadi milik kita!” kemudian, mereka pun meninggalkan posisinya dan turun menyerbu perkemahan kaum Quraisy dan mengambil hak mereka.
Mereka bermaksud mengambil harta rampasan (Ghanimah) yang ditinggalkan pasukan kafir Quraisy. Padahal, Rasulullah SAW telah memberi perintah untuk tetap diam di tempat. Akan tetapi, mereka tidak menghiraukan perintah tersebut. Mereka mengira peperangan telah usai dan kaum muslimin telah mendapat kemenangan. Sementara itu, pasukan yang bertahan di bukit hanyalah pemimpin mereka dan beberapa orang yang taat.
Melihat pasukan pemanah turun untuk berebut harta rampasan, pasukan kaum Quraisy seperti mendapat kesempatan. Mereka kembali mengerahkan pasukannya untuk menyerang kaum muslimin yang sedang berebut harta rampasan. Pasukan muslimin tidak mengira akan mendapat serangan mendadak. Mereka terkepung oleh pasukan Quraisy dari dua arah. Dalam keadaan panik itulah, Anas ra melihat Sa’ad bin Mu’adz ra berjalan di depannya.
“Hai Sa’ad, engkau akan pergi ke mana? Demi Allah, saya mencium harum surga dari balik bukit Uhud,” teriak Anas ra.
Setelah itu, Anas ra segera menyerang musuh dan melawan mereka dengan sekuat tenaga hingga gugur sebagai syahid. Ketika badannya yang berlumuran darah itu diperiksa, terdapat lebih dari delapan puluh luka akibat tebasan pedang dan panah. Tidak ada yang dapat mengenali jenazahnya kecuali saudara perempuannya sendiri, itu pun setelah melihat jari tangannya.
Ketika malam telah larut, di halaman masjid, Umar bin Khattab yang masih dikuasai rasa sedih dan marah berpikir keras, “Kami sudah hampir menang ketika kalian tidak mematuhi perintah Rasulullah SAW. Kalian telah lupa bahwa kalian berperang di jalan Allah melawan kaum kafir. Kalian terpengaruh oleh nafsu terhadap harta. Karena itu, kalian menjadi tuli terhadap perintah Rasulullah SAW untuk kembali berperang. Tidak heran jika para malaikat yang tadinya akan menolong kalian kembali dengan rasa kesal. Jadikanlah ini sebagai pelajaran. Siapa pun yang menempatkan nafsunya di atas perintah Allah, dia tidak lebih dari penyembah berhala dan pasti akan binasa!”
Previous
Next Post »
0 Komentar