Kejujuran yang dimiliki oleh Nabi membuat orang lain jadi menghormati beliau. Beliaulah yang diminta oleh masyarakat Arab di kota Makkah untuk menyelesaikan persengketaan di antara mereka. Pada waktu itu hampir terjadi perang antara suku yang besar, sebab masing-masing sukunya mengaku yang lebih berhak untuk menaruh kembali Batu Hajar Aswad ke tempatnya semula, yaitu di dinding ka’bah, tetapi berkat kebijaksanaan Nabi, pertengkaran tersebut dapat dihindari.
Baca juga : Makna Ibadah Dalam Islam
Mereka semua menuruti nasehat Nabi agar batu Hajar Aswad ditaruh di atas sorban beliau dan kemudian setiap masing-masing kepala suku mangangkat yang telah berjasa membangun kembali Ka’bah, sudut sorban untuk meletakkan Hajar Aswad ke tempatnya semula. Saat itu ka’bah mengalami keruksakan akibat banjir yang melanda kota Makkah.
Sifat Shiddiq Nabi ini terus melekat sampai beliau wafat. Pada waktu beliau menyampaikan berita Isra Mi’raj banyak orang kafir Quraisy yang mengatakan bahwa beliau telah mengatakan bohong. Ketika kafir Quraisy bertanya kepada Abu Bakar, sahabat Nabi, “Ya Abu Bakar bagaimana pendapatmu tentang peristiwa Isra Mi’raj seperti yang diberitakan oleh Muhammad?” Jawab Abu Bakar: “Jika peristiwa Isra Mi’raj yang dikatakan, maka aku, Abu Bakar, percaya sepenuhnya dengan perkataan Nabi Muhammad SAW”.
Abu Bakar adalah orang yang sangat mempercayai semua ucapan Nabi, walaupun Abu Bakar sendiri terkadang belum mendengarnya seperti peristiwa Isra Mi’raj tetapi beliau langsung mempercayainya, sebab itu dikatakan oleh Rasulullah. Abu Bakar selalu berkeyakinan mustahil Rasulullah berkata bohong. Karena sikapnya seperti inilah maka Abu Bakar mendapat gelar As-Siddiq artinya orang yang selalu membenarkan perkataan Rasulullah.
0 Komentar